![]() |
Sumut, Faktainews.com | Aksi brutal terjadi di sebuah ladang sawit di Desa Perbaungan, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu pagi (24/5/2025). Dua pria bersenjata tajam menyerang Jaksa Kejaksaan Negeri Deli Serdang, Jhon Wesli Sinaga (53), dan staf Tata Usaha Kejari, Acensio Hutabarat (25), saat keduanya tengah memanen sawit. Dalam hitungan menit, ladang yang biasanya sunyi itu berubah menjadi lokasi tragedi berdarah.
Kedua korban tiba di lokasi sekitar pukul 09.35 WIB. Namun pada pukul 13.15 WIB, dua pria tak dikenal datang dengan sepeda motor Honda Vario abu-abu. Tanpa banyak bicara, mereka langsung menyerang korban menggunakan parang yang disembunyikan dalam tas pancing. Serangan itu membuat kedua korban terkapar bersimbah darah.
Tujuh menit kemudian, dua rekan korban, Safari dan Mean Purba, tiba untuk menimbang hasil panen. Mereka kaget melihat kondisi korban dan langsung melarikan keduanya ke RSUD Lubuk Pakam untuk mendapatkan pertolongan.
Hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, Tim Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut berhasil meringkus dua pelaku yakni Alpa Patria Lubis (43) dan Surya Darma alias Gallo. Keduanya ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni di Jalan Pancing Medan dan wilayah Binjai.
Munculnya nama Alpa Patria Lubis dalam kasus ini sempat mengejutkan publik. Ia diketahui terdaftar sebagai anggota baru Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Deliserdang. Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Deliserdang, Junaidi, buka suara.
“Pelaku memang baru bergabung, tapi tidak pernah aktif. Ini murni tindakan pribadi, bukan mencerminkan organisasi kami,” tegas Junaidi saat konferensi pers di Sekretariat MPC PP Deliserdang, Minggu (25/5/2025), didampingi Sekretaris DL Tobing dan Bendahara Apin.
Junaidi, yang juga anggota DPRD Deliserdang, menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara organisasi Pemuda Pancasila dengan aksi kekerasan tersebut. Ia menyerukan agar aparat penegak hukum mengusut kasus ini hingga tuntas dan transparan.
“Kami mendukung penuh langkah kepolisian. Jangan ada yang ditutupi. Ini menyangkut nyawa dan martabat institusi penegak hukum,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengimbau seluruh kader PP Deliserdang untuk aktif membantu aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Jangan sampai nama organisasi tercoreng karena ulah segelintir oknum. Kami harus jadi garda terdepan dalam menjaga kedamaian,” ujar Junaidi.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami motif di balik serangan keji tersebut. Apakah berkaitan dengan pekerjaan korban sebagai jaksa, atau ada motif personal lain yang mendasarinya? Publik menanti penjelasan resmi dan hasil penyelidikan lengkap.
(Team)