
Deli Serdang, Faktainews.com | Cuaca yang tidak menentu dalam beberapa pekan terakhir membuat sejumlah petani di Kecamatan Batang Kuis menjerit. Salah satunya Bayu (38), petani asal Desa Mesjid, yang mengaku terpukul akibat anjloknya harga timun di pasaran.
Bayu mengatakan, harga timun saat ini hanya berkisar Rp2.000 per kilogram atau sekitar Rp100.000 per goni, jauh di bawah harga normal yang sebelumnya bisa mencapai Rp5.000 hingga Rp8.000 per kilogram. Kondisi ini semakin diperparah oleh hasil panen yang menurun drastis akibat cuaca ekstrem.
“Biasanya kalau cuaca bagus, dari lahan lima rante saya bisa dapat sekitar 20 goni sekali panen. Tapi sekarang cuma separuhnya, sekitar 10 goni saja,” ujar Bayu saat ditemui di ladangnya, Senin (27/10/2025).
Selain hasil panen yang merosot, beban biaya produksi justru semakin tinggi. Bayu menuturkan, harga pupuk yang digunakan untuk menanam timun terutama jenis pupuk mutiara kini mencapai Rp800 ribu per sak.
“Modalnya besar, pupuk dan pestisida mahal. Sementara harga jual timun jatuh, kami petani susah menutup biaya,” keluhnya.
Bayu berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada petani kecil, terutama dalam menstabilkan harga pupuk dan membantu menjaga harga jual hasil pertanian agar petani tidak terus merugi.
Anjloknya harga timun ini menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi petani di tengah perubahan iklim, biaya produksi tinggi, dan fluktuasi harga pasar yang tak menentu.
{Faktainews.com}